Loading...
Adat & Budaya / 02 Feb 2023

Omed-Omedan, Tradisi Unik Antar Remaja Dari Tarik-Tarikan, Pelukan Sampai Ciuman

image

Denpasar - Bali memiliki banyak tradisi dan budaya yang unik dan sangat menarik, bahkan setiap daerah juga memiliki traidisi masing-masing yang memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri. Omed-Omedan, sebuah tradisi bagi para pemuda dan pemudi di wilayah desa Sesetan yang memiliki keunikan hingga menjadi daya tarik wisata. 

Omed-Omedan merupakan tradisi yang digelar setiap Ngembak Geni atau sehari setelah perayaan hari raya Nyepi. Dalam pengertian Bahasa Indonesia, Omed-Omedan memiliki arti tarik-menarik. Dalam penyelenggaraannya adalah dimana para pemuda dan pemudi saling tarik menarik secara bergantian. Para peserta yang ikut dalam acara ini haruslah pemuda-pemudi Banjar Sesetan Kaja yang berusia 17-30 tahun dan belum menikah. 

Sambil diiringi musik baleganjur, kedua kelompok yang sudah dipisah antara pemuda dan pemudi tersebut berputar satu kali dan saling berhadapan. Selanjutnya salah satu orang dipilih secara acak untuk diangkat dan dibawa ke lawan jenisnya. Kemudian pemuda dan pemudi yang terpilih di dorong hingga saling berpegangan, pelukan, tarik-menarik bahkan hingga ada yang berciuman. Ketika itu berlangsung panitia mengguyur air hingga terlepas dan disambut sorakan dan tawa histeris dari panitia dan penonton.

Dalam sejarahnya Omed0Omedan mulanya ada sejak sekitar abad ke-17 di wilayah sesetan. Saat itu wilayah Sesetan memiliki seorang raja yang sedang sakit keras bahkan tidak ada tabib yang berhasil menyembuhkan raja tersebut hingga raja akhirnya memerintahkan kepada bawahannya untuk tidak membuat keramaian di sekitar puri raja yang sedang sakit.

Tetapi suatu ketika setelah Hari Raya Nyepi, warga membuat keramaian dan kegaduhan sambil tertawa dan saling berangkulan. Karena Raja merasa terganggu, Raja pun akhirnya marah dan menuju ke keramaian rakyat. Namun ketika raja melihat apa yang rakyatnya lakukan, justru membuat saja terhibur dan gembira. Bahkan raja yang awalnya sakit, seketika sembuh ketika melihat rakyatnya. Maka sejak saat itu raja memerintahkan agar menggelar kegiatan yang sama dan saling berangkulan setiap sehari setelah hari raya Nyepi.

 

Penulis Firdaus Aulia

Disadur dari idntimes